Tips Menulis Skripsi

Rabu, 14 Maret 2012


Full Tips dan Trik Membuat Skripsi yang Efektif (Lengkap)

Apa itu Skripsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar "lebih baik sakit gigi daripada bikin skripsi".

skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3).

Ada beberapa syarat yang musti dipenuhi sebelum seorang mahasiswa bisa menulis skripsi. Tiap universitas/fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampir sama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan seterusnya. Anda mungkin saat ini belum "berhak" untuk menulis skripsi, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak awal.

Skripsi tersebut akan ditulis dan direvisi hingga mendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu, Anda harus mempertahankan skripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi nantinya. Nilai Anda bisa bervariasi, dan terkadang, bisa saja Anda harus mengulang skripsi Anda (tidak lulus).


Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan
menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau memverikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah "belajar meneliti".

Jadi, skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau beban yang maha berat.


Miskonsepsi tentang Skripsi

Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya "ditujukan" untuk mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata air lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada mahasiswa yang di atas rata-rata.

Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang berbicara ngalor ngidul dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian, secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori, dan sejalan dengan grounded theory.

Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut? Sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika Anda mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain.


Kiat Memilih Dosen Pembimbing

Dosen pembimbing (academic advisor) adalah vital karena nasib Anda benar-benar berada di tangannya. Memang benar bahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akan tetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang "benar-benar membimbing" skripsi Anda dengan intens. Ada pula yang membimbing Anda dengan "melepas" dan memberi Anda kebebasan. Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing adalah salah satu elemen penting yang mendukung kesuksesan Anda dalam menyusun skripsi.

Tiap universitas/fakultas mempunyai kebijakan tersendiri soal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing yang Anda inginkan. Tapi ada juga universitas/fakultas yang memilihkan dosen pembimbing buat Anda. Tentu saja lebih "enak" kalau Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing untuk skripsi Anda.

Lalu, bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benar tepat?

Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1) Dosen senior, dan (2) Dosen junior. Dosen senior umumnya berusia di atas 40-an tahun, setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam terbang yang cukup tinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnya masih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus.

Tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, kalau Anda memilih dosen pembimbing senior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut:

  • Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis.
  • Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi dan jadwal yang sangat padat.



Tapi, keuntungannya:

  • Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih memukau daripada rekan Anda.
  • Anda akan "tertolong" saat ujian skripsi/pendadaran, karena dosen penguji lain (yang kemungkinan masih junior/baru bergelar master) akan merasa sungkan untuk "membantai" Anda.
  • Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A.



Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior, maka Anda akan lebih mudah selama proses bimbingan. Dosen Anda akan mudah dijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum terlalu tinggi. Dosen muda umumnya juga tidak "jaim" dan "tidak sok" kepada mahasiswanya.

Tapi, kerugiannya, Anda akan agak "sendirian" ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain lebih senior daripada dosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan "dihajar" cukup telak. Dan dosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu/membela Anda.

Jadi, hati-hati juga dalam memilih dosen pembimbing.


Tahap-tahap Persiapan dalam menyusun skripsi

Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan "ditarik" masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.

Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.

Idealnya, skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal.

Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.

Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya sudah "hafal di luar kepala" sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya.

Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-1980.

Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak selalu harus ditulis secara "baku". Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.


Hal-hal yang Perlu Dilakukan dalam menyusun skripsi

Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun.

Minta Doa Restu. Saya percaya bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal bersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar. Berantem dengan pacar (walau sepele) bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu time-consuming. Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai.

Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda. Bahan-bahan aktual bisa ditemukan lewat Google Scholar atau melalui provider-provider komersial seperti EBSCO atau ProQuest.

Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang "bertugas" membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, "mengejar" untuk bimbingan, dan seterusnya.

Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat "ketidakpastian" tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.

Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa "pihak ketiga" yang akan membantu membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu Anda.

Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada sponsorships). Mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana. Ironis kan?


Format Skripsi yang Benar

Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis huruf dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.

Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasi penelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.

Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan nggak nyambung.

Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya.

Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya hipotesis yang diajukan.

Penutup. Berisi ringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah hipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada penelitian ini.

Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasa kompeten, atau keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa dengan Anda).


Beberapa Kesalahan Pemula dalam membuat Skripsi

Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami.

Tujuan Riset & Tujuan Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.

Bab I : Bagian Terpenting. Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses)

Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftar acuan.

Joint Hypotheses. Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji. Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan.

Keterbatasan & Kemalasan. Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu.

Kontribusi Riset. Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor.


Menghadapi Ujian Skripsi

Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran. Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi.

Setelah menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.

Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baik konseptual maupun teknis.

Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah "konfirmasi" atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well.

Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secara lengkap. Buatlah “lubang jebakan” agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak outstanding di hadapan dewan penguji.

Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat membantu.

Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Dosen pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi. Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari sesekali tertawa. Dan Alhamdulillah saya mendapat nilai A.

Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa, seharusnya Anda sekalian pun bisa.

Pasca Ujian Skripsi

Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar. Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar sarjana yang selama ini Anda inginkan.

Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya?

Cara paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan pada media/jurnal publikasi. Cara lain, kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelak akan semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi bangsa ini.

Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebih cerdas dan arif dalam menciptakan serta mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit mengejar ketertinggalan.

Jadi, menyusun skripsi itu sebenarnya mudah kan?

Continue Reading | komentar

Pelatihan Jurnalistik di Unigoro

Sabtu, 10 Maret 2012



Sabtu (10/03/2012) lima anggota redaksi Buletin Sinergi IKIP PGRI Bojonegoro ikut serta dalam pelatihan jurnalistik yang digelar di kampus Universitas Bojonegoro. Kegiatan ini sebagai bentuk aktualisasi diri guna mengasah pengetahuan seputar jurnalistik. Dengan tema "Menulis membuka jendela kreatifitas menuju sukses", kegiatan ini diikuti oleh sekitar tigapuluh-an dari kalangan mahasiswa dan murid sekolah menengah atas. (ang/ok/alf)
Continue Reading | komentar

Makna Sebuah Kesederhanaan

Selasa, 06 Maret 2012


Makna Sebuah Kesederhanaan

*Oleh : Drs. Syahrul Udin

(Ka. Prodi Jurusan B. Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro)

Pengantar

Sastra atau lebih khusus puisi adalah sebuah produk kehidupan. Ia mengandung tata nilai sosial, filsafat, religi, pendidikan, dan segala kemungkinan tata nilai yang bertolak dan bersumber pada kehidupan itu sendiri. Hanya saja ia diungkapkan, mungkin secara tersurat, mungkin pula secara tersirat. Oleh karena itu, makna sebuah puisi memiliki berbagai kemungkinan. Sebuah puisi akhirnya bersifat ambiguitas, imajinatif, inventif, dan kontempelatif.

Dalam mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, atau konsepnya seorang penyair harus mampu mempertanggungjawabkan misi atau tendensi yang hendak disampaikan.

George Santayana, seorang filosof, novelis, dan penyair Amerika pernah menyatakan bahwsa sastra (baca : puisi) adalah semacam agama dalam bentuknya yang tidak jelas, tanpa memberi petunjuk tentang tingkah laku yang harus diperbuat pembacanya dan tanpa ekspresi ritual (Suyitno, 1986 : 4). Makna pernyataan tersebut adalah bahwa sastra meskipun tidak secara eksplisit sebenarnya merupakan tuntunan hidup. Hanya saja, ia tidak bersifat dogmatis atau tidak bersifat mendikte. Karena ajaran sastra memang bukan ajaran agama. Sastra hanya mampu berfungsi sebagai penyadar manusia terhadap segala makna kehidupan. Baik ketika manusia berada di hadapan sesamanya maupun ketika ia berhadapan dengan Sang Khalik.

Tentang “Sajak Sederhana Untuk-Mu”

“Sajak Sederhana Untuk-Mu” karya Emha Ainun Najib adalah sebuah puisi yang relatif panjang. Meskipun demikian, kata-kata yang dipilih adalah kata-kata yang sederhana, lugas, dan bermakna jelas. Ia baru memunculkan makna-makna tertentu ketika kata-kata itu berada dalam konteks baris atau bait.

Secara lihatan, puisi tersebut terdiri atas VII bait dan tiap bait terdiri atas 4 baris. Pola tersebut mengingatkan kita pada pola puisi lama, terutama pola pantun atau syair. Baris II terutama, mengikuti pola persajakan syair (a a a a), sedangkan bait-bait lain, V, VI, dan VII mengikuti pola persajakan pantun (aa bb atau ab ab). Dari pengamatan tersebut dapat diungkap bahwa secara umum bentuk (form) puisi tersebut masih menggunakan pola puisi lama atau pola kovensional. Hal tersebut dapat dikatakan pula bahwa Emha dalam puisinya tersebut masih bersandar pada tradisi.

Meskipun Emha dari segi bentuk masih bersandar pada tradisi, tetapi ia mampu menyodorkan konsep baru dalam makna (meaning) atau isi (content). Puisi tersebut bertemakan “kesederhanaan positif”, sebuah nilai yang hampir tersisihkan dari kehidupan masa kini. Ia dijalin dalam satu lingkup renungan batin yang memunculkan kepuasan estetik. Tanpa kecenderungan menjadi semacam petuah atau khotbah. Ia menyampaikan kepada kita amanat-amanat tentang hakekat dan tiada, tentang tanggung jawab moral dan spiritual, serta eksistensi manusia dalam lingkungan ia hidup dan di hadapkan Khaliknya.

Dalam bait I diungkapkan betapa Emha ingin mempersembahkan sesuatu dengan pikiran, perasaan, dan hasrat yang sederhana. Selanjutnya dalam bait II diungkapkan betapa ia menyadari bahwa sebenarnya eksistensi hidup ini sederhana saja. Hanya saja dalam kesederhanaannya ia tak ingin mengalami kesia-siaan (bait III).

Emha harus bersyukur karena ia tidak silau dengan serba yang gemerlapan. Sebab tidak semua kemewahan itu baik. Tidak semua yang gemerlapan itu bagus. Kadang-kadang hanya kesemuan belaka (bait IV).

Bait V membawa kesadaran manusia bahwa Adam dan keturunannya ini dilepas ke muka bumi adalah sebagai pemimpin. Ia dilepaskan tidak lain untuk menjalani ujian kedewasaan di dalam memahami kebebasannya. Selanjutnya dalam bait VI dan VII manusia diingatkan akan kematian yang pasti akan datang dan manusia tidak bisa memperkirakan saat kedatangannya. Ia akan mati tanpa membawa apa-apa. Secara sederhana pula. Hanya mengingat Tuhannya dan keikhlasan meng hadapi mati yang perlu dipersiapkan. Sebuah proses yang butuh kontempelasi.

Penutup

Seperti judulnya, “Sajak Sederhana Untuk-Mu”, puisi ini sebenarnya amat sederhana. Diksi dan imaji yang ditampilkan amat sederhana. Tapi justru dari kesederhanaan itulah muncul nilai-nilai kehidupan yang dalam. Ia diungkapkan dengan ketulusan dan kepasrahan tapi tidak menggurui. Bahkan pembaca harus lebih banyak intropeksi, lebih banyak belajar dari sebuah makna kesederhanaan.

IKIP PGRI Bojonegoro, November 2010

Bacaan Penunjang

Suyitno, drs., 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis. Yogyakarta : Hanindita.

Emha Ainun Najib

Sajak Sederhana Untuk-Mu

I. Ingin selalu kepersembahkan untuk-Mu

Sajak-sajak yang sederhana

Pikiran-pikiran yang sederhana

Perasaan-perasaan dan hasrat yang sederhana

II. Sebab hidup ini pun sederhana saja

Aku dilahirkan secara sederhana

Dari rahim ibuku yang sederhana

Dari rahim iradat-Mu yang sederhana

III. Doaku kepada-Mu ialah

Agar Kau bantu aku

Di dalam memenangkan pertarungan

Melawan segala kesia-siaan

IV. Terima kasih bahwa aku merasa jijik

Terhadap cita-cita dunia yang muluk

Dan senantiasa berusaha mengurangi

Semangat terhadap yang serta gemerlapan

V. Kau lepaskan Adam ke bumi

Beserta sejuta anak turunnya

Aku tahu itu untuk menguji

Apakah ia dewasa memahami

VI. Jika nanti aku selesai

Menjalani tugas ini

Kuharap mulutmu tidak kelu

Ketika mengucapkan nama-Mu

VII. Tuhan, ambillah aku

Sewaktu-waktu

Kematianku hendaknya sederhana saja

Orang-orang yang menguburku hendaknya sederhana saja.

Continue Reading | komentar

Profil Rektor IKIP Bojonegoro


Halo sahabat setia Sinergi. Dalam rubrik Profil kali ini kita akan mengenal lebih dekat sosok Rektor kita yaitu Drs. H. Budi Irawanto M. Pd. Siapa sih yang tidak kenal sosok yang popular di Bojonegoro ini? Beliau lahir di Bojonegoro, pada tanggal 09 Oktober 1976. Wah… selamat ulang tahun ya pak.

Sejak kecil beliau mulai menempuh pendidikan pertamanya di SDN DOLOGEDE kecamatan Tambakrejo. Meskipun dari SDN yang jauh dari kota, tetapi beliau membuktikan bahwa beliau bisa menempuh pendidikan di SMPN I Bojonegoro yang menjadi sekolah favorit di Kabupaten Bojonegoro lalu meneruskan pendidikan di SMPDN Bojonegoro.

Tidak sempurna rasanya bagi beliau jika hanya menjadi lulusan SMPDN, maka UNMER MALANG menjadi pilihan beliau untuk menempuh pendidikan S-1, dan UNIPA SURABAYA adalah tempat terakhir yang menjadi pilihan untuk menempuh gelar S-2.

Bapak Rektor kita ini, bukan termasuk orang yang suka berdiam diri lho, buktinya pada tahun 2000-2002 beliau ikut bergabung di partai politik, yaitu PDIP. Jabatan yang beliau dapatkan di PARPOL tersebut tidak hanya menjadi anggota, akan tetapi pada tahun tersebut beliau menjabat sebagai bendahara PDIP.

Kemampuan beliau tidak diragukan lagi, pada tahun 2005-2010 beliau dipercaya untuk menjadi ketua DPC PDIP Bojonegoro. tidak hanya itu, bapak Wawan juga mengabdikan diri di Akper Rajekwesi, dan disana beliau dipercaya sebagai dosen dan juga KASUBAG TU. Waah..,ternyata tidak sedikit ya kesibukan beliau, itu juga masih belum komplit.

Sekarang kita akan berbagi pengalamannya yang lain, pada tahun 2006 beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMK PGRI Bojonegoro selama satu periode. Kemudian karena jabatan Rektor di IKIP PGRI Bojonegoro kosong, maka beliau dipercaya untuk mengabdi dan menjadi Rektor di kampus kita ini. Selain itu saat ini tahun 2010 hingga masa bakti 2015 nanti, bapak Wawan juga menjabat sebagai ketua DPC PDIP Bojonegoro untukyang kedua kalinya.

Bapak Drs. H. Budi Irawanto, M. Pd adalah termasuk orang yang lebih banyak bekerja untuk membuktikan daripada hanya diam dan mengumbar janji, perlu kita contoh tindakan yang seperti itu. Saat ditanya tentang apa saja yang sudah beliau lakukan untuk IKIP, beliau tertawa kecil sembari menjawab “ Saya tidak mau menyebutkan, biar para mahasiswa IKIP yang melihat dan menilai kinerja saya semenjak saya menjadi Rektor disini”. Sikapnya yang rendah hati meninggalkan kesan tersendiri bagi kami.

Besar sekali jasa beliau dalam memajukan kampus kita ini, IKIP PGRI Bojonegoro saat ini semakin maju dalam segi fisik dan non fisik. hal ini sesuai dengan program dan harapan beliau, yaitu meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar dan meningkatkan infrastruktur di IKIP PGRI Bojonegoro.

Oh…iya…yang ini jangan sampai ketinggalan, bapak Wawan mempunyai dua orang putri dari pernikahannya dengan dr. Endah Wahyu Utami. Putri pertamanya bernama Carrine Irawan Kumalasari dan yang kedua bernama Natasha Devianti. Kini beliau tinggal bersama keluarga bahagianya di Jl. Ade Irma S. No. 26 Bojonegoro. Semoga beilau kedepannya bersama-sama seluruh elemen yang ada di IKIP PGRI Bojonegoro bisa mewujudkan cita-cita untuk memajukan Kampus tercinta kita ini, amin… (vers, Sinergi Edisi 3)

Continue Reading | komentar

Mahasiswa Donor Darah

Senin, 05 Maret 2012

DARAHMU, KEHIDUPANKU

Setetes darah anda, akan menyelematkan nyawa seseorang. Kalimat tersebut memang sederhana tetapi bermakna besar karena dalam kalimat tersebut tersirat makna sosial yang sangat tinggi. Kalimat tersebut bisa bermakna penyelamatan nyawa seseorang. Kita tidak harus menantang maut, kita tidak harus berkelahi, atau bahkan ahrus mempertaruhkan nyawa kita untuk menyelematkan nyawa seseorang, cukup dnegan mendonorkan sebagian kecil darah kita kepada orang lain, itu juga merupakan penyelematan nyawa seseorang.

Dengan pertimbangan sering terjadinya perbandingan antara jumlah permintaan dan persediaan stok darah yang tidak seimbang di Bojonegoro, pada tanggal 03 Agustus 2010 lalu SEMA IKIP PGRI Bojonegoro untuk pertama kalinya menggelar acara Donor darah yang di adakan di kampus IKIP PGRI Bojonegoro. Dimulai pukul 14.00 WIB para mahasiswa IKIPPGRI Bojonegoro berbondong-bondong mendatangi stand yang disediakan panitia, disana sudah bersiap petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) yaitu Bpk. Ali Syafaat dan rekan-rekannya, karena memang acara ini bekerjasama dengan Depkes dan tentunya PMI sebagai pelaksana. Salah satu panitia dari SEMA IKIP PGRI Bojonegoro, Muhammad Lutfi mengatakan, “Ada sekitar 50 orang yang mendafta, tetapi ada beberapa orang yang terpaksa tidak bisa mendonorkan darah mereka karena setelah dicek oleh petugas PMI terdapat masalah kesehatan yakni hemoglobinya kurang”.

Nah, dengan adanya kegiatan sosial ini sangat jelas sekali bahwa seorang mahasiswa tidak hanya bisa belajar dan berdemo saja tetapi juga bisa menyelamatkan jiwa seseorang melalui donor darah. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro”, ujar Muhammad Lutfi.

Dengan adanya acara sosial ini jelas membuktikan bahwa mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro juga peduli terhadap kehidupan sosial bermasyarakat, dan semoga acara ini tidak hanya sekali di adakan tetapi bisa berkesinambungan. (Eiz) / artikel Sinergi edisi 1 (29/09/2010)

Continue Reading | komentar

Opini Sinergi

Sabtu, 03 Maret 2012


Surat Terbuka untuk Mahasiswa

Jauhi Budaya Hedonis, Serba Instant, dan Copy Paste
Oleh: Susanto, M.Pd. *)

Bojonegoro tempat ku bermimpi

wujudkan masa depan nan jaya

makmur damai sejahtera

hijau indah asri tampak dimata

tunas-tunas muda tumbuh subur

dan semangat selalu lahir trobosan

dalam semua lirih kehidupan

saling mencinta senafas dan sejiwa

tanah kerap hujan dan banjir kering

waktu kemarau kekurangan keterbatasan,

cambuk untuk berkarya jaya
bojonegoro smangat berbenah

bojonegoro tak henti berkarya
bojonegoro semua pasti suka bojonegoro matoh.

(Bojonegoro Matoh: Kang Yoto)

Luar biasa apa yang tersirat dari lagu Bojonegoro Matoh di atas. Sebuah pesan yang memancarkan energi yang positif yang harus dimiliki oleh seorang pemuda, masyarakat dan siapa saja untuk menjadikan sesuatu yang lebih dan bermartabat. Dengan kata lain, lagu di atas bisa jadi inspirasi untuk melakukan sesuatu yang terbaik. Mengingat kondisi yang demikian, pertanyaan awal perlu kita renungkan. Siapa sih yang dikatakan sebagai seorang pemuda? Apakah orang yang bekerja di sawah? Seorang mahasiswa yang tekun belajar di kampus? Ataukah seorang kasir di Bank? Pertanyaan berikutnya: bagaimanakah peran yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari khususnya dalam menghadapi tuntutan zaman terlebih lagi bagi pembangunan daerahnya? Haruskah untuk merevitalisasi kembali semangat kebangsaan kita untuk membangun Indonesia Jaya dan Bojonegoro matoh?

Pemuda dalam Konteks

Pemuda (termasuk mahasiswa) memiliki semangat untuk berubah dan kemampuan untuk melakukan perubahan dalam sebuah peradaban. Hal ini yang menjadi peran paling penting dari pemuda. Jika kita melihat kembali sejarah Indonesia, kita akan melihat begitu dominannya peran pemuda dalam melakukan perubahan. Dimulai dari kebangkitan nasional 103 tahun silam, sumpah pemuda yang menjadi cikal bakal persatuan Indonesia, kemerdekaan republik Indonesia, lahir dan tumbangnya orde baru serta lahinya orde reformasi. Sejarah mengatakan tanpa pemuda negeri ini tidak akan menikmati kemerdekaan dan terus menerus hidup dalam ketidakadilan.

Perubahan menjadi indikator suatu keberhasilan terhadap sebuah gerakan pemuda. Perubahan menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat gentar orang yang mendengarnya, terutama mereka yang telah merasakan kenikmatan dalam iklim status quo. Kekuatannya begitu besar hingga dapat menggerakkan kinerja seseorang menjadi lebih produktif. Keinginan akan suatu perubahan melahirkan sosok pribadi yang berjiwa optimis. Optimis bahwa hari depan pasti lebih baik.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, namun bangsa ini menderita karena kezaliman para pemimpinnya. Sudah cukup lama bangsa Indonesia mengalami Krisis multidimensional. Mulai dari ekonomi, moneter, hukum, moral dan masih banyak lagi. Indonesia yang notabenenya Negara tropis maritim kaya raya menempati peringkat IPM (indeks pembangunan masyarakat) 109 dari 174 negara . ini sudah menjadi fakta bahwa Indonesia membutuhkan perubahan. Indonesia harus menjadi barisan Negara-negara maju di dunia dimana keadilan dan kesejahteraan menjadi bagian tak terpisahkan. Angka kemiskinan harus ditekan seminimal mungkin begitupula dengan angka pengangguran. Korupsi harus diberantas, supremasi hukum harus ditegakkan. Isu-isu negatif tidak boleh lagi terdengar di Indonesia, lingkungan, sosial, politik dan pendidikan. Dan satu hal yang tidak boleh terlupakan adalah perbaikan moral khususnya para pemuda Indonesia pada umumnya dan Bojonegoro pada khususnya.

Awas Jebakan “Copy Paste”

Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sungguh kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah dekadensi moral. Budaya pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan hedonis, serba instant, copy paste dan tercabut dari idealisme, sehingga cenderung menjadi manusia yang antisosial dan tidak beradab.

Sehingga muncul pertanyaan, apakah masih relevan pemuda (termasuk mahasiswa) dikatakan sebagai agen perubahan di masa saat ini? Tentu saja jawabannya adalah ya! Masih ada pemuda-pemuda Indonesia yang peduli dengan bangsanya. Tinggal bagaimana caranya agar pemuda lainnya bisa turut berkontribusi untuk perubahan bangsa Indonesia. Keprihatinan terhadap kondisi pemuda saat ini harus tetap diprihatinkan tanpa mengabaikan perubahan itu sendiri. Karena suatu perubahan tidak perlu menunggu orang banyak. Dia akan bergulir dengan sendirinya bersama para pemuda yang teguh dengan komitmennya untuk perubahan.

Dalam tataran yang demikian, tentunya ada beberapa hal yang perlu kita kaji sekaligus renungkan bersama. Pertama, bangsa yang maju dan jaya tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih ataupun kekayaan alamnya, tetapi utama dan terutama karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Dalam konteks demikian, pemahaman karakter diri yang tangguh akan menjadikan seorang individu berkarakter yang sesungguhnya.

Kedua, peran karakter bagi diri seorang manusia adalah ibarat kemudi sebuah kapal. Karakter adalah kemudi hidup yang akan menentukan arah yang benar bahtera kehidupan seorang manusia. Dengan kata lain, kita sudah saatnya untuk selalu mengedepankan sikap dan jiwa yang berkarakter dalam membangun sebuah peradaban. Saya pun sependapat dengan Drs. Hanna Jumhana B (dalam H. Soemarsono; 2008: 16) bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia. Sehingga dalam tataran ini sudah langkah mendesak apabila kita selalu mengedepankan sikap keindonesiaan yang bersumber pada kearifan atau semangat kedaerahan. Sikap primordial sah-sah saja asalkan tetap dijadikan tumpuan untuk membangun karakter dan peradaban yang dapat membangkitkan sikap dan cara pandang kearah perbaikan moralitas bangsa. Dan bagaimana dengan engkau para mahasiswa?

*) Penulis adalah Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Alumnus UNS Surakarta. Kini tinggal di Jl. Kyai Mojo Gang Buyut Pani V Bojonegoro. Email: langittanpabatas@gmail.com

Continue Reading | komentar

Seputar Bojonegoro

Berita Nasional

Berita Olahraga

Pengunjung

free counters

Mengenai Saya

Foto saya
Buletin Sinergi adalah sebuah media pers mahasiswa yang lahir pada tanggal 29 Agustus 2010 di IKIP PGRI Bojonegoro. Visi dan Misi kami adalah menjadi media yang mampu memberikan informasi kegiatan-kegiatan kampus dan sekaligus memberikan wawasan bagi mahasiswa. Sebagai media pers kami berusaha menjadi wadah berkreasi dan kawah candradimuka bagi proses dialektika mahasiswa.
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. Media Informasi Kampus IKIP PGRI Bojonegoro - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger