Sabtu, 23 Maret 2013
Sinergi Online - Sabtu 23 Maret 2013 kementrian kesehatan BEM IKIP PGRI Bojonegoro mengadakan kerjasama dengan Yatim Mandiri cabang Bojonegoro. Kerjasama ini berupa sosialisasi dari pihak Yatim Mandiri (YM) kepada orang tua dan anak-anak yatim yang diundang oleh pihak YM. Dan dari acara tersebut pihak BEM hanya memfasilitasi tempat kepada pihak YM di aula atas IKIP PGRI Bojonegoro, sosialisasi itu sendiri hanya berkisar dari jam 13.00 - 15.00 WIB. Dari penjelasan Arif Murtadho selaku menteri kesehatan BEM "acara sosialisasi beasiswa untuk anak yatim ini sebenarnya adalah agenda dadakan dari kemenkes, karena kami mendapat tawaran dari pihak Yatim Mandiri untuk mengadakan sosialisasi dari pihak YM belum mempunyai tempat untuk mengadakan acara tersebut. Sosialisasi ini adalah guna menyebarkan informasi kepada saudara-saudara kita yang yatim bahwa ada progam sosial yang bisa mereka manfaatkan untuk melanjutkan sekolah, YM memberikan beasiswa kepada anak yatim yang telah memenuhi kriteria yang telah mereka tentukan dan tidak hanya itu, pihak YM akan mengadakan kerjasama dalam bentuk perekrutan guru bantu dalam lembaga yang telah dibuat oleh pihak YM yaitu Sanggar Jenius. Sanggar Jenius adalah sebuah tempat semacam less yang dikelola oleh YM yang disananya nanti mahasiswa IKIP bisa mendaftarkan diri sebagai pengajar." Tutur lelaki penyuka grub band Avanged Sevenfold ini.
Dari pihak Yatim Mandiri pun menambahkan "kita mengadakan kerjasama dengan BEM IKIP karena dalam perjalanan kedepannya nanti akan didirikannya sebuah tempat belajar yang kami namai Sanggar Jenius. Sanggar Jenius sendiri akan dikembangkan disetiap kecamatan jika ada peningkatan yang baik maka tidak menutup kemungkinan untuk didirikan pada setiap desa, dalam pembelajaran di Sanggar Jenius sendiri dibutuhkan guru-guru yang terampil dan handal dalam bidang Matematika. Karena Sanggar Jenius diharapkan bisa mengasah dan mempertajam logika para anak didik yang ada dalam tempat pembelajaran. Niatan awal kami menggadakan acara ini adalah untuk menimbulkan rasa empati kepada mahasiswa kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung karena sudah ditinggalkan oleh sang ayah."
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun dalam dunia masyarakat dan lingkungan sosial yang heterogrn rasa empati merupakan dasar kita untuk berkomunikasi dengan sesama mahkluk sosial, semoga acara-acara sosial semacam ini bisa menjadi virus yang nantinya akan memajukan bangsa Indonesia secara intelektual dan moral. (arc)